Blog ini berisi pendapat pribadi tentang berbagai peristiwa di sekitar penulis, baik yang dialami sendiri maupun pengalaman orang lain. Semoga bermanfaat...

Jumat, 11 Juli 2008

Banyak WTS di Senayan

Sesungguhnya saya enggan menulis tema yang satu ini, meski sudah sangat menyebalkan sampai ke ubun-ubun. Hanya satu alasannya, saya belum punya data otentik tentang masalah ini walaupun telah menjadi rahasia umum. Kita tahu sendiri bagaimana sikap para wakil rakyat menghadapi para pengkritik atau penyinggung perasaan. Ancamannya penjara karena diadukan ke meja hijau. Ingat kasus lagu Slank?!

Tapi rekaman pembicaraan Al Amin Nasution dengan sekretaris daerah Bintan dalam kasus korupsi alih lahan, membuat energi saya bertambah. “Ini harus ditulis,” bisik tangan kanan kiri saya yang biasa bertugas menyambungkan ide di kepala dengan komputer. Lalu keluarlah berbagai info, desas-desus, gosip dan isu, yang selama ini tersimpan rapi di folder khusus dalam otak saya.

Oh ya, biar Anda yang belum tahu rekaman percakapan Al Amin, ini saya cantumkan rekamannya, yang saya kutip dari situs Kaltim Post dengan pengurangan seperlunya.

Al Amin Nasution (AAN): Di mana, bos?
Azirwan (A): Di Ritz Carlton.
AAN: Namanya?
A: Mistere, tempatnya turun lift satu.
AAN: Jam berapa?
A: Jam 10-lah (22.00 WIB). Bos mau dicariin satu gitu? Tapi aku tak janji. Kalau diupayakan nanti, selera bos payah pula.
AAN: Ya, carikanlah.
A : Yang kira-kira udah lama aku kenal, bos ini paham kan kira-kira?
AAN: Yang kayak tadi malam kan bagus juga yang baju putih itu.
A: Tak bagus.
AAN: Udah dipakai ya?
A : …… Nanti aku carikan yang bagus.

Ternyata, memang ada WTS di Senayan. Bukan hanya di lokalisasi, bukan hanya di Blok M Jaksel, bukan hanya di daerah Kota. WTS Senayan ini bukan sembarangan WTS, melainkan WTS kelas atas dan terhormat pula Mereka adalah, Wakil-rakyat Tuna Susila!

Kabar-kabari tentang kebengalan sebagian (besar atau kecil entahlah) anggota DPR yang saya terima dalam kurun waktu sejak 1998 sampai sekarang, banyak sekali. Ketika saya masih suka wara-wiri ke gedung DPR, sejumlah informasi masuk telinga.
Rekan wartawan bergunjing, “Ada banyak kondom di tempat sampah…”
“Waah… siapa yang pakai tuh,” sahut yang lain sambil tertawa.
“Di lift, gue pernah ketemu wanita cantik dan germonya…” kata yang lain.
Ini namanya desas-desus dan pergunjingan. Faktanya terlihat dengan jelas, tapi kebenarannya masih meragukan.

Info yang satu ini, boleh disebut sangat akurat. Pemberi info seorang pemilik media cetak, yang punya akses luar biasa terhadap bintang iklan dan model. Baik model lama maupun model baru – yang baru nampang di media beberapa kali. Dia mengatakan, “Mas, dari Senayan (maksudnya gedung DPR) sering saya terima telpon… biasa menanyakan anak buahku.” Dia bukan germo, tapi menyebut para model sebagai anak buahnya.
“Maksudnya…” tanya saya pura-pura polos.
“Ya biasa lah mas, buat teman meeting… Mereka berani bayar harga tinggi untuk model yang sering keluar di media.”
Ooooh… ucapku dalam hati.
Bagaimana info yang satu ini, masuk kategori isu atau desas-desus atau gosip?

Info lainnya tidak kalah membuat bulu saya bergidik (entah bulu yang mana nih). Berita ini berasal dari rekan wartawan non DPR, yang sering jalan bersama wartawan DPR. Suatu ketika mereka mau naik ke tempat jumpa pers di sebuah hotel. Eh… tanpa sengaja mereka salah lantai. Sehingga… bertemu dengan seseorang berjas bersama wanita cantik. Pria berjas itu tampak kaget melihat wartawan DPR, dia celingak celinguk lalu mendekati wartawan DPR sambil berbisik, “Kamu jangan ribut ya…” Tak lupa, segenggam kertas berharga berpindah tangan ke wartawan DPR. Wartawan non DPR bingung dengan apa yang terjadi.
“Itu anggota DPR…” papar wartawan DPR.
“Terus kenapa grogi, dan deketin elo kaya begitu?” tanya wartawan non DPR tak mengerti.
“Itu bukan istrinya tahu!!!”
Bagaimana, makin yakin banyak WTS di Senayan?


Masih adakah informasi yang lain? Simpan dulu deh, ini saja sudah cukup meyakinkan saya tentang WTS di Senayan.


Bagi Anda yang punya informasi semacam ini, silahkan dibagi-bagikan melalui tulisan. Tapi yang valid berupa data atau fakta seperti di atas, bukan sekedar gosip. Siapa tahu kalau dikumpulkan bisa menjadi buku bestseller!

Tidak ada komentar: